Proses
Pengambilan Keputusan Oleh Konsumen
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Tipologi pengambilan keputusan
konsumen :
1. Keluasan pengambilan keputusan
( the extent of decision making)
Menggambarkan proses yang
berkesinambungan dari pengambilan keputusan menuju kebiasan. Keputusan dibuat
berdasrkan proses kognitip dari penyelidikan informasi dan evaluasi pilihan
merek. Disisi lain, sangat sedikit atau tidak ada keputusan yang mungkin
terjadi bila konsumen dipuaskan dengan merek khusus dan pembelian secara menetap.
2. Dimensi atau proses yang tidak
terputus dari keterlibatan kepentingan pembelian yang tinggi ke yang rendah.
Keterlibatan kepentingan pembelian
yang tinggi adalah penting bagi konsumen. Pembelian berhubungan secara erat
dengan kepentingan dan image konsumen itu sendiri. Beberapa resiko yang
dihadapi konsumen adalah resiko keuangan , sosial, psikologi. Dalam beberapa
kasus, untuk mempertimbangkan pilihan produk secara hati-hati diperlukan waktu
dan energi khusus dari konsumen.
Keterlibatan kepentingan pembelian
yang rendah dimana tidak begitu penting bagi konsumen, resiko finansial,
sosial, dan psikologi tidak begitu besar. Dalam hal ini mungkin tidak bernilai
waktu bagi konsumen, usaha untuk pencarian informasi tentang merek dan untuk
mempertimbangkan pilihan yang luas. Dengan demikian, keterlibatan kepentingan
pembelian yang rendah umumnya memerlukan proses keputusan yang terbatas “ a
limited process of decision making”. Pengambilan keputusan vs kebiasaan dan
keterlibatan kepentingan yang rendah vs keterlibatan kepentingan yang tinggi
menghasilkan empat tipe proses pembelian konsumen.
Empat Tipe Proses Pembelian
Konsumen :
1. Proses “ Complex Decision
Making “
Terjadi bila keterlibatan
kepentingan tinggi pada pengambilan keputusan yang terjadi. Contoh pengambilan
untuk membeli sistem fotografi elektronik seperti Mavica atau keputusan untuk
membeli mobil. Dalam kasus seperti ini, konsumen secara aktif mencari informasi
untuk mengevaluasi dan mempertimbangkan pilihan beberapa merek dengan
menetapkan kriteria tertentu seperti kemudahan dibawa dan resolusi untuk sistem
kamera elektronik, dan untuk mobil adalah hemat, daya tahan tinggi, dan
peralatan. Subjek pengambilan keputusan yang komplek adalah sangat penting.
Konsep perilaku kunci seperti persepsi, sikap, dan pencarian informasi yang
relevan untuk pengembangan stratergi pemasaran.
2. Proses “ Brand Loyalty “
Ketika pilihan berulang, konsumen
belajar dari pengalaman masa lalu dan membeli merek yang memberikan kepuasan
dengan sedikit atau tidak ada proses pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
Contoh pembelian sepatu karet basket merek Nike atau sereal Kellogg,s Nutrific.
Dalam setiap kasus disini pembelian adalah penting untuk konsumen, sepatu
basket karena keterlibatan kepentingan dalam olah raga, makanan sereal untuk
orang dewasa karena kebutuhan nutrisi. Loyalitas merek muncul dari kepuasan
pembelian yang lalu. Sehingga, pencarian informasi dan evaluasi merek terbatas
atau tidak penting keberadaannya dalam konsumen memutuskan membeli merek yang
sama.
3. Proses “ Limited Decision
Making “
Konsumen kadang-kadang mengambil
keputusan walaupun mereka tidak memiliki keterlibatan kepentingan yang tinggi,
mereka hanya memiliki sedikit pengalaman masa lalu dari produk tersebut.
Konsumen membeli barang mencoba-coba untuk membandingkan terhadap makanan snack
yang biasanya dikonsumsi. Pencarian informasi dan evaluasi terhadap pilihan
merek lebih terbatas dibanding pada proses pengambilan keputusan yang komplek.
Pengambilan keputusan terbatas juga terjadi ketika konsumen mencari variasi.
Kepitusan itu tidak direncanakan, biasanya dilakukan seketika berada dalam
toko. Keterlibatan kepentingan yang rendah, konsumen cenderung akan berganti
merek apabila sudah bosan mencari variasi lain sebagai perilaku pencari variasi
akan melakukan apabila resikonya minimal.
4. Proses “ Inertia “
Tingkat kepentingan dengan barang
adalah rendah dan tidak ada pengambilan keputusan. Inertia berarti konsumen
membeli merek yang sama bukan karena loyal kepada merek tersebut, tetapi karena
tidak ada waktu yang cukup dan ada hambatan untuk mencari alternatif, proses
pencarian informasi pasif terhadap evaluasi dan pemilihan merek. Robertson
berpendapat bahwa dibawah kondisi keterlibatan kepentingan yang rendah “
kesetiaan merek hanya menggambarkan convenience yang melekat dalam perilaku
yang berulang daripada perjanjian untuk membeli merek tersebut” contoh
pembelian sayur dan kertyas tisu.
Pengambilan Keputusan Yang
Kompleks
Untuk memahami keputusan yang
komplek maka perlu dipahami hakekat keterlibatan konsumen dengan suatu produk.
Kondisi keterlibatan konsumen akan
suatu produk, apabila produk tersebut adalah :
- Penting bagi konsumen karena image konsumen sendiri, misalnya pembelian mobil sebagai simbol status.
- Memberikan daya tarik yang terus menerus kepada konsumen, misal dalam dunia mode ketertarikan konsumen model pakaian.
- Mengandung resiko tertentu, misal resiko keuangan untuk membeli rumah, resiko teknologi untuk pembelian komputer.
- Mempunyai ketertarikan emosional, misal pencinta musik membeli Sistem stereo yang baru.
- Dikenal dalam kelompok grupnya atau “ badge “ value dari barang yang bersangkutan, seperti jaket kulit, mobil marsedes atau scarf dari Gucci.
Tipe Keterlibatan :
Situational involvement. Terjadi
hanya dalam situasi khusus dan sementara dan umumnya bila pembelian itu
dibutuhkan. Misalnya keputusan mengambil pendidikan MBA adalah karena kabutuhan
untuk pekerjaan. Enduring involvement, terus menerus dan lebih permanen umumnya
terjadi karena ketertarikan yang berlangsung terus dalam kategori produk,
walaupun pembelian itu dibutuhkan atau tidak, misalnya ketertarikan pada baju. Baik
enduring maupun situational involvement merupakan hasil proses pengambilan
keputusan yang kompleks. “Badge” value adalah suatu kondisi dimana mencakup
keterlibatan situasional dan keterlibatan yang menetap.
Penelitian dalam penagambilan
keputusan meliputi lima tahap :
1) Penetapan masalah
2) Pencarian informasi
3) Evaluasi terhadap pilihan
4) Pemilihan
5) Hasil dari pilihan
Langkah-langkah berikut ini dapat
ditransformasikan ke dalam tahap-tahap keterlibatan konsumen dalam pengambilan
keputusan yang komplek :
1) Need Aurosal
2) Proses informasi konsumen
3) Evaluasi Merek
4) Pembelian
5) Evaluasi sesudah pembelian
Pengambilan keputusan yang komplek
seringnya untuk produk berkategori :
• Barang dengan harga tinggi
• Barang dengan harga tinggi
• Barang yang mempunyai resiko
penampilan seperti mobil dan produk medis
• Barang yang kompleks seperti
computer
• Barang special seperti peralatan
olah raga, perabot
• Barang yang berhubungan dengan
ego seseorang seperti pakaian, kosmetik.
Daftar Pustaka
Johannes
Supranto, Teknik Pengambilan Keputusan, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta, 1991
http://abdurrahmanadi.wordpress.com/2011/01/19/proses-pengambilan-keputusan-oleh-konsumen/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar