Senin, 01 April 2013

PERBANKAN INDONESIA



PERBANKAN INDONESIA

          Bank-bank badan usaha milik Negara membagikan 30 persen laba bersih untuk pemegang saham. Setelah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, kini PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk membagikan persentase yang sama. Persentase deviden yang dibagikan tunai ini meningkat 10 persen dibandingkan tahun lalu, yang sebesar 20 persen. Dengan laba perbankan tahun ini yang meningkat dibandingkan tahun lalu, penerimaan Negara dari deviden sector perbankan juga meningkat tahun ini.
          Sedangkan di sisi lain dana murah PT BANK CENTRAL ASIA Tbk meningkat 19,4% pada akhir tahun 2012 dibandingkan akhir tahun 2011. Secara keseluruhan, tabungan dan giro mencapai Rp 297,3 triliun atau sekitar 80,3% dari total dana pihak ketiga yang dihimpun bank swasta papan atas ini. Kendati jumlah dana murah meningkat, yang berdampak pada turunnya biaya dana, suku bunga kredit tak bisa serta-merta turun.
         Tahun ini BCA menargetkan pertumbuhan kredit 18-20%. Target ini cukup konservatif dibandingkan tahun 2012 yang mencapai 27% dan tahun 2011 sebesar 37%. “Kami melihat kebutuhan modal kerja dan investasi perusahaan tahun ini masih besar. Kredit juga masih tinggi,” ujar Presiden Direkur BCA Jahja Setiaatmadja.
          Saat ini gangguan keamanan dan sejumlah peristiwa yang berkaitan dengan keamanan di Indonesia bisa mengganggu bisnis. Kendati belum masuk tahap luar biasa atau mangkhawatirkan, peristiwa semacam ini sebaiknya tidak terulang lagi.
          Ketua Umum Perhimpunan Bank-bank Umum Nasional Sigit Pramono mengakui saat ini perbankan mencermati kondisi yang terjadi. Bahkan, kalangan internal perbankan juga ada yang mulai membahas berbagai peristiwa tersebut. Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk Jahja Setiaatmadja menegaskan, setiap bank memang harus lebih meningkatkan pengawasan dan keamanan. Gangguan keamanan tersebut, dinilai Jahja, sebagai salah satu ketidakefisienan berbisnis di Indonesia.



SUMBER : KOMPAS 30/03/13