PERBANKAN INDONESIA
Bank-bank
badan usaha milik Negara membagikan 30 persen laba bersih untuk pemegang saham.
Setelah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, kini PT Bank Negara Indonesia
(Persero) Tbk membagikan persentase yang sama. Persentase deviden yang
dibagikan tunai ini meningkat 10 persen dibandingkan tahun lalu, yang sebesar
20 persen. Dengan laba perbankan tahun ini yang meningkat dibandingkan tahun
lalu, penerimaan Negara dari deviden sector perbankan juga meningkat tahun ini.
Sedangkan di
sisi lain dana murah PT BANK CENTRAL ASIA Tbk meningkat 19,4% pada akhir tahun
2012 dibandingkan akhir tahun 2011. Secara keseluruhan, tabungan dan giro
mencapai Rp 297,3 triliun atau sekitar 80,3% dari total dana pihak ketiga yang
dihimpun bank swasta papan atas ini. Kendati jumlah dana murah meningkat, yang
berdampak pada turunnya biaya dana, suku bunga kredit tak bisa serta-merta
turun.
Tahun ini BCA
menargetkan pertumbuhan kredit 18-20%. Target ini cukup konservatif
dibandingkan tahun 2012 yang mencapai 27% dan tahun 2011 sebesar 37%. “Kami
melihat kebutuhan modal kerja dan investasi perusahaan tahun ini masih besar.
Kredit juga masih tinggi,” ujar Presiden Direkur BCA Jahja Setiaatmadja.
Saat ini gangguan
keamanan dan sejumlah peristiwa yang berkaitan dengan keamanan di Indonesia
bisa mengganggu bisnis. Kendati belum masuk tahap luar biasa atau
mangkhawatirkan, peristiwa semacam ini sebaiknya tidak terulang lagi.
Ketua Umum
Perhimpunan Bank-bank Umum Nasional Sigit Pramono mengakui saat ini perbankan
mencermati kondisi yang terjadi. Bahkan, kalangan internal perbankan juga ada
yang mulai membahas berbagai peristiwa tersebut. Presiden Direktur PT Bank
Central Asia Tbk Jahja Setiaatmadja menegaskan, setiap bank memang harus lebih
meningkatkan pengawasan dan keamanan. Gangguan keamanan tersebut, dinilai
Jahja, sebagai salah satu ketidakefisienan berbisnis di Indonesia.
SUMBER : KOMPAS 30/03/13
Tidak ada komentar:
Posting Komentar